Habib
Abdullah bin Muhsin Al-Attas (Keramat Empang) pernah berkata kepada santri
kesayangannya Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad: “Ya Alwi, ilmu ana bakal ana
kasih kepada semua murid, tapi sir ana gak akan ana kasih kepada anak dan murid
ana. Kecuali kepada orang yang bisa menggali sir ana.”
Memang, pada kenyataannya
semu anak didik Habib Abdullah bin Muhsin adalah orang alim, tidak ada yang
tidak alim. Semua termasuk golongan min Kibaril ulama pada masanya, yaitu:
Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al-Haddad, Habib Alwi bin Abdurrahman
Al-Habsyi, Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad, Habib Usman bin Abdullah bin Agil
bin Yahya (Mufti Betawi), Habib Muhsin Keramat Jati, Habib Abubakar bin
Muhammad Assegaf (Gresik). Meskipun Habib Hasan bin Ja’far dari jalur ayahnya
adalah golongan Assegaf, namun di kalangan umat beliau dikenal sebagai bangsa
Alattas. Mungkin, karena sir kakeknya itu terwariskan ke dalam dirinya, maka ia
lebih dikenal sebagai Alattas daripada Assegaf. Dari jalur ibu Habib Hasan
memiliki jalur silsilah: Fatimah binti Hasan, bin Muhsin bin Abdullah bin Muhsin
Allattas. Jadi Habib Abdullah (Keramat Empang-Bogor) merupakan kakek buyutnya.
Kalangan
awam lebih mengenal habib Abdullah bin Muhsin Alattas dengan sebutan Habib
Keramat Empang. Konon nama empang berasal dari sebuah kolam yang berada di
depan rumah beliau. Dengan izin Allah, melalui perantara empang inilah beliau
banyak menyembuhkan orang sakit. Sehingga beliau terkenal dengan sebutan Habib
Keramat Empang.
Nasab
beliau adalah: Al-Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Muhsin bin Husein
bin Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin
Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi
Al- Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Sahib
Mirbath bin Ali Khala' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin 'Ubaidillah bin
Ahmad Al- Muhajir bin 'Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja’far
Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal 'Abidin bin Husein bin Ali bin
Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam.
Beliau
lahir di Al-Kasri, sebuah desa di Hadramaut, pada hari Selasa 20 Jumadil Awwal
1265 H bertepatan dengan tahun 1849 M. Semenjak kecil Al-Habib Abdullah belajar
ilmu agama dan Al-Qur'an di bawah didikan Asy-Syeikh Umar bin Faraj bin Sabbah.
Kemudian oleh sang ayah beliau dikirim ke beberapa ulama di Hadramaut untuk
mempelajari berbagai ilmu keislaman. Diantaranya beliau berguru kepada Al-
Qutub36 Al-Habib Abubakar bin Abdullah Al-Attas dan Al-Imam Al-Habib Sholeh bin
Abdullah Al-Attas.
Melalui
pendidikan agama dan lingkungan salaf yang kental, membentuk sosok Habib
Abdullah kecil memiliki perilaku shaleh dan berakhlak luhur. Sehingga pada
suatu waktu, seorang tokoh auliya’ di Hadramaut saat itu Al-Habib Ahmad bin
Muhammad Al-Habsyi ketika melihat Al-Habib Abdullah, beliau mengatakan:
”Sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang yang mulia kedudukannya.
Ketika
remaja beliau sangat gemar berziarah kepada para ulama untuk belajar dan
mengambil ijazah kepada mereka. Di antara ulama yang sering beliau kunjungi
adalah: Al-Imam Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Muhdhar, Al-Habib Ahmad bin
Abdillah Al-Baar dan Asy-Syeikh Muhammad bin Abdullah Basudan.
Sekitar tahun 1282 H, kala itu usianya 18 tahun,
beliau pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji untuk yang pertama
kalinya dan berziarah ke makam datuknya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam
di Madinah. Di sana beliau berkesempatan menimba ilmu kepada para ulama yang
berada di Makkah dan Madinah. Seusai menjalankan ibadah haji beliau pulang ke
Hadramaut dengan membawa ilmu dan keberkahan. Sesampainya di Hadramaut,
Al-Habib Abdullah menimba ilmu di Kota Tarim dan sekitarnya. Disana beliau
bertemu para ulama dan auliya’, dalam kesempatan ini beliau pergunakan untuk
meminta do’a dan ijazah kepada mereka.
Sumber : http://muslimnas.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan disini