Beliau
adalah salah satu ulama kebanggan masyarakat Bangkalan yang andhap ashor atau
tawadhu, Dulu ketika terjadi kerusuhan dan musibah yang mengandung unsur SARA
di suatu daerah di kalimantan, beliau adalah kiai yang kata-katanya didengar
oleh masy.bangkalan pada khususnya dan madura pada umumnya, beliau juga yang
menenangkan sebagian kecil masyarakat Madura yang hendak melakukan pembalasan
dendam beliau dengan bijak menyuruh untuk tidak melakukan balas demdam tsb,
karena sungguh akan merusak persatuan dan kesatuan Bangsa, merugikan
kedua-belah pihak dan menyerahkannya semua nya kepada Allah tuhan semesta alam
dan untuk tidak main hakim sendiri,
TS pribadi mendapatkan amalan yang diijazahkan oleh
beliau hizib alquran untuk menunaikan hajat2 penting , dengan bertawassul
memakai amal sholeh dengan menghatamkan alquran dalam jangka waktu selama 6
hari.
Ts juga sangat senang dengan ceramahnya karena beliau
termasuk orang alim terutama dalam masalah fiqh dan tasawuf. KH Abdul
Karimselama masa mudanya pernah mondok disidogiri pasuruan dimana tempat kakek
buyutnya (mbah yai kholil) pernah mondok. Selama mondok tersebut beliau pernah
muthala’ah kitab kuning sampai 3 hari 3 malam karena saking merasa asyiknya dan
hanya istirahat jika waktu sholat saja.
Kecintaan beliau terhadap ilmu agama dan pondok sidogiri
sebagai tempat beliau menuntut ilmu bisa dilihat dari kejadian berikut, beliau
mempunyaai seorang puteri yang dimondokkan di banat puteri ponpes sidogiri
pasuruan, suatu ketika putri beliau sakit dan merasa tidak betah dan kemudian
pulang ke ponpes demangan barat bangkalan.
Ketika kiai mengetahui hal tersebut (pulangnya puterinya
ke rumah) beliau sangat marah kepada puterinya sambil berkata;
“SUNGGUH SAYA LEBIH SUKA MEMPUNYAI PUTERI YANG SAKIT
DAN MATI (SYAHID) DALAM MENUNTUT ILMU AGAMA(DISIDOGIRI)”
Beliau adalah orang yang do’anya di ijabah oleh Allah /
mandih pangocep (bhas.madura) / apa yang di katakannya terjadi atas izin Allah.
Hal ini bisa kita lihat dari kisah di bawah ini:
Suatu ketika beliau berada di ndalem pondok dengan
diteman khadam yang sekaligus santrinya, kebetulan dihari yang cerah dimusim
kemarau angin bertiup tenang , cuaca yang mendukung inilah biasanya yang dimanfaatkan
sebagian masyarakat untuk menghibur diri dengan berbagai macam aktivitas salah
satunya aktivitas menghibur diri dengan bermain layangan.
Kiai yang sedang santai merasa merasa penasaran dengan
keramaian di dekat pondok yang ternyata banyak orang yang sedang bermain
layangan.
Dan Beliaupun akhirnya memanggil khadamnya.
Kiai : “Wahai santri coba kamu lihat diluar pondok
mengapa terdengar ramai sekali.?
Santri :” Enggi (iya) Kiai.
Dan dengan patuh sang khadam meninggalkan kiai pergi
keluar untuk mengecek langsung atas keramain yang terjadi di luar.
Selang Tidak lama kemudian sang santri kembali
mengahadap kiai.
Kiai :”Wahai santri ada apa diluar yang kamu lihat
sehingga terdengar ramai”
Santri :“Kiai di Luar sedang ramai karena banyak orang
bermain layangan”.
Kiai :”O bermain layangan”
Santri :”Enggi Kiai, tapi mereka bermain layangan sambil
melakukan taruhan (berjudi) kiai”
Kiai :”O Mander Tak EpaDeddieh’
(Beliau Berdo’a Semoga judi taruhannya orang-orang yang
bermain layangan oleh Allah berhentikan, setelah berdo’a sebentar santrinya pun
di panggil)
Kiai : “Wahai santriku sekarang kamu perhatikan lagi
apakah mereka masih tetap bermain layangan sambil taruhan”
Santri :”Enggi Kiai
(sang santri dengan patuh kembali keluar untuk kedua
kali untuk mengecek apakah mereka masih melakukan aktivitas taruhan ataukah
sudah berhenti)
Dan selang tak berapa lama beliau kembali lagi menghadap
kiai dengan penuh rasa keheranan beliau menceritakan.
Santri :”Sungguh aneh kiai mereka orang yang melakukan
taruhan semuanya berhenti, tatkala dan bersamaan ketika kiai berdo’a tiba-tiba
muncul angin yang sangat kencang entah dari mana asalnya yang menerbangkan
semua layang2 peserta (putus) sehingga mereka mau tidak mau harus berhenti
menerbangkan layangan.
(Ketika Allah mencintai seorang hamba maka Allah
memerintahkan Malaikat Jibril untuk mengumumkan berita gembira ini untuk
seluruh mahluk penghuni bumi dan langit kecuali dari kalangan bangsa manusia
dan jin yang terhijab darinya. Sungguh bagi orang orang yang dekat dengan Allah
perkataannya akan di dengar oleh Mahluk-mahluq Allah yang dilangit, di lautan
ataupun dibumi, termasuk tentara-tentara Allah yang bernama Angin yang
menggagalkan ajang judi atau taruhan seperti kisah diatas . Dulu kakak beliau
Alm.KH Fahrurrozi ketika terjadi hujan deras di tempat diselenggarakannya
musyawarah NU di bangkalan madura, beliau berdo’a kepada Allah dan hujanpun
menyingkir dari area musyawarah dan turun di diluar area musyawarah.
http://www.kaskus.co.id/
K H S
Abdullah Schal wafat di Rumah
Sakit (RS) Spesialis Husada Utama, Surabaya, sekitar pukul 02.55 di usia 72
tahun, dimakamkan di
komplek Pesarean Mertajasah