• Merah Putih Teruslah Berkibar

    Merah Putih Teruslah Berkibar

    Bendera Merah Putih adalah lambang kebanggaan bangsa. Secara filosofis Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia . Merah Putih adalah warna kehidupan yang sejak ribuan tahun menjadi saripati kehidupan masyarakat Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu. Masyarakat menggunakan gula kelapa dengan warna merah dan putih pada berbagai acara dan kedua warna ini telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Merah diartikan sebagai keberanian dan putih sebagai kesucian yang melambangkan semangat dan jiwa bangsa bahwa keberanian yang dilandasi oleh kesucian batin.

    Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula Jawa /gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih).

    Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya rasa nasionalisme telah banyak dimiliki suku-suku di Indonesia, jauh sebelum Indonesia merdeka. Merah putih mempunyai arti dan semangat yang sama pada saat itu.


    MERAH PUTIH dari Masa ke Masa (Dalam Perspektif Sejarah)

    Sejarah telah membuktikan bahwa meskipun kemerdekaan itu merupakan hak segala bangsa, tetapi kemerdekaan itu harus diperjuangkan. Indonesia telah hadir sebagai negara bangsa Kedatuan Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit serta negara- negara lain yang bersifat lokai kedaerahan. Bangsa Indonesia selama lebih dari 3,5 abad dijajah oleh bangsa lain. Pada era tersebut kita tidak mempunyai kedaulatan atas bumi tanah air kita, nasib kita ditentukan oleh bangsa lain.

    Babak baru perjuangan pergerakan muncul pada tahun 1908, dengan lahirnya Budi Utomo, yang kita kenal sebagai awai dari kebangkitan nasional. Berbagai cara telah ditempuh mulai dari yang lunak sampai cara-cara yang keras di berbagai bidang kehidupan. Perjuangan inipun belum sepenuhnya berhasil karena belum juga ditemukan dataran pijak yang sama, ialah persatuan seluruh bangsa ini.

    Perjuangan terus berjalan, dan pengalaman membuat bangsa ini semakin matang, sehingga pada tanggai 28 Oktober 1928 lahirlah Sumpah Pemuda. Inti Sumpah Pemuda adalah pernyataan yang tegas mengenai tekad persatuan Indonesia. Dengan persatuan seluruh bangsa Indonesia inilah Indonesia benar-benar berhasil merebut kemerdekaan nasional pada tanggai 17 Agustus 1945.

    Pada tahapan-tahapan perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai sejak jaman dahulu sampai dengan Indonesia Merdeka, Merah Putih telah menjadi lambang kejayaan bangsa Indonesia serta menjadi spirit dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. •Warna Merah Putih bagi bangsa Indonesia mempunyai arti yang sangat dalam, kedua warna tersebut tidak begitu saja dipilih dan dibuat secara tiba-tiba, melainkan melalui proses sejarah yang sama lamanya dengan sejarah perkembangan bangsa Indonesia,

    Penggunaan Warna Merah Putih pada Jaman Dahulu

    Menurut sejarah, Bangsa Indonesia memasuki vvilayah Nusantara ketika terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanan Semenanjung dan Philipina. Pada Jaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai lambang warna putih. Jaman itu disebut juga Jaman Aditya Candra. Aditya berarti matahari dan Candra berarti bulan.

    Sekitar 4000 tahun yang lalu, itu ada kepercayaan yang memuliakan zat hidup atau zat kesaktian bagi setiap makhiuk hidup yaitu getah-getih. Getah-getih yang menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan putih. Getah tumbuh-tumbuhan berwarna putih dan getih (dalam Bahasa Jawa/Sunda) berarti darah berwarna merah, yaitu zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-tumbuhan, manusia, dan hewan. Demikian kepercayaan yang terdapat di Kepulauan Austronesia dan Asia Tenggara.

    Pada permulaan masehi selama dua abad, rakyat di Kepulauan Nusantara mempunyai kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, dan lainnya, yang kemudian ditambah dengan kepandaian mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Song daiam membuat alat-alat dari logam terutama dari perunggu dan besi. Salah satu hasil yang terkenal ialah pembuatan genderang besar dari perunggu yang disebut nekara dan tersebar hampir di seluruh Nusantara. Di Pulau Bali genderang ini disebut Nekara Bulan Pejeng yang disimpan dalam pura. Pada nekara tersebut di antaranya terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan umbul- umbul dari bulu burung. Demikian juga di Gunung Kidul sebelah selatan Yogyakarta terdapat kuburan berupa waruga dengan lukisan bendera merah putih berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang terdapat di kaki Gunung Dompu.


    Perjalanan Sang Merah Putih setelah Kemerdekaan RI tanggai 17 Agustus 1945

    Pada tanggai 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggai 9 Agustus 1945 mengadakan sidang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang- Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

    Dalam UUD 1945, Bab I, pasal 1, ditetapkan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik, Dalam UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan demikian, sejak ditetapkan UUD 1945, Sang Merah Putih merupakan bendera kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Dengan ditetapkan UUD 1945 dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih, maka serentak seluruh rakyat Indonesia menegakkan, mengibarkan, dan mempertahankan Sang Merah Putih di bumi Indonesia. Pertempuran-pertempuran dengan serdadu kolonial Belanda yang didukung oleh tentara Sekutu berkobar di seluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan pemuda Indonesia gugur sebagai pahiawan bangsa mempertahankan kemerdekaan Sang Merah Putih. Karena pengorbanan mereka, kini Sang Merah Putih tegak berkibar di bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berlandaskan Pancasila.

    Tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada waktu itu Ibukota RI berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar (Bapak Paskibraka) ditugaskan ole^ Presiden Soekarno untuk menyelamatkan Bendera Pusaka. (Penyelamatan Bendera tersebut merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakkan berkibarnya Sang Merah Putih di persada Ibu Pertiwi).

    Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein Mutahar harus memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu Pema Dinata benang jahitan di antara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan pribadi miliknya.

    Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada watou itu beliau mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari penyitaan dari pihak Belanda. Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, beliau ditangkap dan diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke Muntok, Bangka Sumatera.

    Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak Soejono, isi pemberitahuan itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang pada pokoknya Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan kembali Bendera Pusaka kepada beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yang selanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden di tempat pengasingan (Muntok, Bangka).

    Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari ujung bendera ada sedikit kesalahan jahit.

    Selanjutnya bendera tersebut diserahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah presiden. Dengan demikian dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara kolonial Belanda menduduki Ibukota Negara Republik Indonesia.

    Sumber Buku: Merah Putih Teruslah Berkibar
    Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Silahkan tinggalkan pesan disini

    DAFTAR SEKARANG

    Pendaftaran Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Itqon Patebon, Kendal Tahun Pelajaran 2023/2024 Daftar Sekarang, Kuota Terbatas.

    ALAMAT

    Kebonharjo RT 3 RW 2 Patebon Kendal Jawa Tengah

    EMAIL

    spmalitqon@gmail.com
    mak.alitqon@gmail.com

    TELEPON

    0813-1111-9337

    WHATSAPP

    0813-1111-9337