Ketika di salah satu wilayah tidak jauh dari Sorong, ada beberapa nelayan yang terbawa angin dari wilayah Makassar dan terdampar di wilayah tersebut, maka mereka meminta izin kepada kepala suku untuk membangun mushalla , kepala sukunya juga muslim , tetapi suku itu mempunyai perbedaan,
kalau suku-suku yang lain tidak memakan babi cuma suku itu yang memakan babi, padahal daerah itu adalah wilayah muslimin ratusan tahun yang lalu, tetapi karena tidak ada lagi guru atau pengajar, mereka hanya tau kalau babi itu tidak boleh dimakan hanyalah sebagai adat istiadat nenek moyang mereka,
sedangkan wilayah yang lainnya makan babi tetapi di wilayah itu tidak memakan babi karena nenek moyangnya muslimin.
Maka kepala suku itu memberi sebidang tanah untuk membangun mushalla, maka kepala suku yang lain marah dan ditangkaplah kepala suku ini, ditelanjangi dan dicambuk dengan ekor ikan pari yang terkenal berduri dan beracun, agar ia mencabut izinnya dan tidak memberi izin atas pembangunan mushalla untuk muslimin.
Tapi ia berkata : “ saya tetap memberi izin, saya sudah masuk Islam “, maka ia kembali dalam keadaan luka parah dan berkata : “ saya mempunyai pusaka dari nenek moyang saya untuk dijaga oleh kepala suku,
pusaka apakah ini tolong dilihat” setelah dibuka kotaknya ternyata isinya adalah Alqur’an Al Karim kitabullah,
“ ini Al Quran kitab suci orang Islam “, kepala suku berkata : “ jadi maksudnya nenek moyang kami dulu Islam ?“
kalau suku-suku yang lain tidak memakan babi cuma suku itu yang memakan babi, padahal daerah itu adalah wilayah muslimin ratusan tahun yang lalu, tetapi karena tidak ada lagi guru atau pengajar, mereka hanya tau kalau babi itu tidak boleh dimakan hanyalah sebagai adat istiadat nenek moyang mereka,
sedangkan wilayah yang lainnya makan babi tetapi di wilayah itu tidak memakan babi karena nenek moyangnya muslimin.
Maka kepala suku itu memberi sebidang tanah untuk membangun mushalla, maka kepala suku yang lain marah dan ditangkaplah kepala suku ini, ditelanjangi dan dicambuk dengan ekor ikan pari yang terkenal berduri dan beracun, agar ia mencabut izinnya dan tidak memberi izin atas pembangunan mushalla untuk muslimin.
Tapi ia berkata : “ saya tetap memberi izin, saya sudah masuk Islam “, maka ia kembali dalam keadaan luka parah dan berkata : “ saya mempunyai pusaka dari nenek moyang saya untuk dijaga oleh kepala suku,
pusaka apakah ini tolong dilihat” setelah dibuka kotaknya ternyata isinya adalah Alqur’an Al Karim kitabullah,
“ ini Al Quran kitab suci orang Islam “, kepala suku berkata : “ jadi maksudnya nenek moyang kami dulu Islam ?“
dan dijawab : “ tentu, karena tidak ada yang mengagungkan kitab ini kecuali orang Islam”.
Maka delapan puluh orang kembali kepada Islam.
===================================
Hadirin hadirat, dua tahun yang lalu saya masuk ke wilayah Bintuni dan setelah saya keluar dari kamar, orang-orang menjerit , bertakbir dan menangis, saya tanyakan kenapa ? mereka berkata :
“kami sudah ratusan tahun hanya mendengar saja tentang Habaib, tapi belum pernah melihat wajahnya, ratusan tahun tidak pernah ada Habaib datang ke wilayah kami , kami hanya mendengar dari kakek dan nenek moyang kami nama Habaib",
hari ini kami melihat wajah habaib maka kami menangis dan bertakbir “ .===================================
Hadirin hadirat, dua tahun yang lalu ketika saya dalam perjalanan pulang tengah malam dengan menggunakan mobil perjalanan beberapa jam menuju Manokwari, saya bermimpi melihat seorang pemuda sebaya dengan saya, dengan tas yang disandangkan dan berpakaian putih-putih dia datang menyalami saya dan berkata
“saya dakwah disini ratusan tahun yang lalu dan saya meninggal disini , saya dikejar-kejar dan akhirnya saya dibunuh dan kuburan saya disini”.
ketika saya terbangun dan yang saya lihat hanya hutan belantara.
saya menangis ... Masyaallah, da’i ini yang membawa Islam ke wilayah ini tidak dikenal makamnya, hanya terlihat rimba belantara saja.
========================================
Dan di Bintuni dijelaskan bahwa Islam masuk kesana pada abad ke 16 M , tahun 1600 an sudah masuk Islam lalu sirna, kemudian muncul lagi pada abad ke -18
(Sumber web resmi Habibana Munzir)
wahai saudara/i ku yang kumuliakan semoga aku dan kalian senantiasa dapat menjadi Hamba yang slalu bersyukur dengan Anugrah yang Allah berikan kepada kita, yaitu Anugrah Nikmat IMAN yang masih melekat pada diri kita. (AAMIIN Ya Allah)
Cerita ini di tulis oleh habibana Munzir Almusawa
(Saturday, 30 January 2010)
di Artikel beliau di..
www.majelisrasulullah.org
https://www.facebook.com/MengidolakanRasulullahSaw
=== Silahkan Di share atau tag..
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan disini