Kisah dari Jama'ah Majlis Rasulullah saw.
Kira-kira 3 minggu yang lalu saat majelis malam selasa di Masjid Raya
Almunawar seperti biasa hamba tugas mengelilingi Box Penggalangan Dana
Nisa untuk acara Kedatangan Guru mulia, yang sering sekali jadi bahan
ejekan jamaah “mpo jualan krupuknya sudah habis… “ hanya bisa tersenyum
dihati dan tetap bersemangat..
malam itu udara sangat panas sekali didalam tempat nisa (ruang aula Masjid Almunawar), penuh duduk yang merapat, kipas angin mati, tidak ada angin yg wara wiri kecuali hamba dan beberapa crew nisa yg bertugas mengatur shaff menjalankan tugas malam itu wara wiri mengitari jamaah satu persatu, panas.. kringat mengucur dan mata terasa redup gelap namun hamba tetap terus mengitari jamaah dengan membawa box penggalangan dana tiba ....
malam itu udara sangat panas sekali didalam tempat nisa (ruang aula Masjid Almunawar), penuh duduk yang merapat, kipas angin mati, tidak ada angin yg wara wiri kecuali hamba dan beberapa crew nisa yg bertugas mengatur shaff menjalankan tugas malam itu wara wiri mengitari jamaah satu persatu, panas.. kringat mengucur dan mata terasa redup gelap namun hamba tetap terus mengitari jamaah dengan membawa box penggalangan dana tiba ....
dipertengahan shaff
jamaah ada seorang nenek tua mengenakan kain dan baju seperti kebaya
lusuh di kepalnya sampiran krudung yg sudah kumal yg sedang terduduk
menyender menarik gamis hamba…
“de.. saya mau menyumbang…
Lalu hamba
duduk didepan nenek tersebut “ada yg bisa saya bantu nek… kata hamba
sambil memegang kaki nenek tersebut yg memang posisi duduknya kakinya
terselonjor kedepan
“ini saya mau nyumbang tapi uang saya tinggal buat ongkos pulang dan makan untuk seminggu, tapi saya punya ini (sambil menunjukan sebuah gelang emas yg dikeluarkan dari lipatan kain kecil) harta saya yg paling berharga buat acara di monas, bisa dijual.. titip buat habib mudah-mudahan bermanfaat… lalu nenek itu menyodorkan gelang yg lengkap dengan suratnya tanpa ragu,
“ini saya mau nyumbang tapi uang saya tinggal buat ongkos pulang dan makan untuk seminggu, tapi saya punya ini (sambil menunjukan sebuah gelang emas yg dikeluarkan dari lipatan kain kecil) harta saya yg paling berharga buat acara di monas, bisa dijual.. titip buat habib mudah-mudahan bermanfaat… lalu nenek itu menyodorkan gelang yg lengkap dengan suratnya tanpa ragu,
Roboh hati hamba, sampai tdk bisa berucap apa-apa gemetar tangan hamba sambil memegang tangan nenek itu, air mata mulai berjatuhan tp buru-buru segera hamba hapus, si nenek menunggu jawaban hamba..
“nenek lebih membutuhkan, jual saja nek dan pakai untuk makan dan keperuan nenek.. kata hamba sdh menahan tagis dan. Hamba sodorkan lagi gelangnya ketangan nenek itu
“tidak apa, nenek tenang dimajelis.. ini tdk berharga, pengen lihat habib seneng sudah cukup buat nenek bahagia…”
Allahu Rabbiy, tdk tahan sudah tumpah air mata ini deras tdk bisa dihentikan, malu pada diri.. pikiran campur aduk, keikhlasan dan cinta nenek ini pd Sayyidy lebih berharga dan jauh lebih mulia dibanding pengabdianku bertahun-tahun dengan sayyidy :’ Yaa Rahman Yaa Rahim
Karna tugas masih panjang, jadi hamba tdk bisa berkata apa-apa lg mendo’akan nenek itu.. lalu beliau berkata: “amiin trimakasi do’anya.. nenek tersenyum, lalu hamba berdiri dan mulai mengitar kembali
Masih kepikiran nenek itu setelah selesai tugas, hamba kekios nisa dan membeli sebuah kitab Maulid Dhiya’ulami…
“Aku ingin memberi nenek itu hadiah…” (kata hamba dalam hati)
“Aku ingin memberi nenek itu hadiah…” (kata hamba dalam hati)
Masih terdengar tausyiah Sayyidy, sambil mendengarkan hamba menelusuri
tempat dimana nenek itu duduk, sudah tidak ada, lalu mata hamba
menelusuri setiap ruang itu, tidak ada juga.. mungkin di toilet, tidak
ada orang di toilet… penasaran hamba keatas dan mencarinya, tidak ada
nenek itu menghilang atau pulang awalan, hamba keluar sampai gerbang
depan Masjid berharap masih bisa menemui nenek itu karna hambapun lupa
menanyakan nama dan tempat tinggal nenek itu…
Tidak ada juga…
Tidak ada juga…
Allahu Rabbiy, siapakah nenek itu.. ?! tidak mungkin pulang disaat Sayyidy sedang tausyiah, kalaupun pulang pasti hamba melihatnya.. malaikatkah, atau … ??? Wallahu’alam
Cambukan dasyat, dari setiap riwayat hidup dan perjuangan guru kita dan dengan apa-apa yang selama ini kita dengar tentang karomah dan kemuliaan beliau,
Siapa nenek itu?? Umurnya kuperkirakan 80thn, tatapan matanya yg ikhlas nenusuk ke ruang qolbu yg terdalam,
selasa hamba coba kepasar tebet mencoba menjual gelang tersebut,
“ini tidak laku neng walau 5 Gram tapi ini emas muda.. ga akan laku dijual dimana-mana, mending ketoko waktu pertama beli aja” kata tukang emas
Lalu ku intip surat emasnya “Toko Emas yg beralamat di Pasang Serang, Bekasi”
Yaa Allah jauhnya.. maka ku titipkan pada crew nisa yg kebetulan akan pulang kebekasi untuk menjualnya
Keesokan harinya, dia datang “ka ini laku 975.000 hanya di potong 25.000 dari harga waktu dia beli saat itu”
“subhanallah.. kata hamba, lalu crew nisa itu berkata lagi
“kata yang menjual emas ini yang beli laki-laki tinggi besar tampan ka… tukang emasnya nayain orangnya, emang ini dari siapa ka?!”
hamba diam sribu bahasa, si nenek misterius yang mau mengorbankan hartanya yg paling berharga itu sampai tadi malam hamba masih mencarinya, dan tidak muncul..
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan disini