• PROF. DR. KH. MUHAMMAD THOLHAH HASAN

    PROF. DR. KH. MUHAMMAD THOLHAH HASAN

    A. Mengenal Muhammad Tholhah Hasan
    Beliau bernama Muhammad Tholhah Hasan dilahirkan pada hari sabtu
    pon, 10 Oktober 1936 di Tuban Jawa Timur, dari pasangan Tholhah dan Anis
    Fatma, sedangkan kakeknya bernama Hasan. Beliau adalah anak pertama dari
    dua bersaudara, dan adik beliau bernama Afif Najih. Sejak usia kanak-kanak
    beliau ditinggal oleh ayahnya untuk menghadap Sang Kholiq (wafat),
    kenudian beluai ikut kakek dan neneknys dilamongan. Sejak saat itu nama
    ayah dan kakeknya digunakan menjadi satu kesatuan dengan nama beliau
    yang semula hanya Muhammad, sehingga menjadi Muhammad Tholhah
    Hasan, yang sekarang panggilan akrab beliau yaitu Kyai Tholhah.
    Tholhah Hasan tergolong orang yang mempunyai kemauan keras untuk
    mencapai cita-cita. Di saat beliau masih anak-anaksampai usaha dewasa
    sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Beliau
    suka bermukin dilingkungan dimana dimana ia belajar dan berorganisasi,
    bahkan beberapa organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan yang
    ditekuninya beliau sering menjadi ketuanya.Dari berbagai pengalaman itulah
    yang membentuk jiwa dan kematangannya dalam mengelola organisasi,
    lembaga pendidikan maupun kemasyarakatan. Organisasi yang pernah beliau
    kembangkan antara lain Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Waktu itu
    beliau masih duduk pada bangku Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren
    Tebuireng Jombang, dan disaat itulah beliau telah berani mengambil
    keputusan dengan segala resiko yang terjadi. Ketika beliau menjadi ketua
    IPNU, Pesantren Tebuireng dipimpin oleh KH. Khaliq, menganggap semua
    yang berbau Nahdlatul Ulama (NU) adalah Wahabi, dan hal itu tidak sesuai
    dengan yang dianut oleh kyai. Menghadapi kenyataan ini beliau tetap
    berkeyakinan bahwa IPNU adalah organisasi yang tepat untuk diterjuni.
    Sewaktu pindah ke Singosari beliau selama menjadi mahasiswa sekitar tahun
    1970-an, pernah berkiprah di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang
    Malang, sebelum lahirnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan
    kurang lebih satu tahun kemudian beliau beraluh ke PMII setelah organisasi
    tersebut lahir.
    Tholhah Hasan mulai menekuni organisasi Nahdlatul Ulama (NU), sejak
    tingkat yang paling rendah (ranting), kemudian naik ketingkat Pengurus
    Cabang, kemudian ke Pengurus Wilayah Hingga ke Pengurus Besar. Karir
    beliau dipengurusan NU dimulai tahun 1960, beliau dipercaya sebagai
    pimpinan ranting NU Singosari Malang, kemudian di tahun 1963 beliau
    menjadi ketua majekis Wakil Cabang (MWC) NU Singosari Malang sampai
    1966. kenudian di tahun 1966 sampai 1969 beliau menjadi ketua cabang NU
    Kabupaten Malang. Selanjutnya 1986 sampai 1989 menjabat salah satu Ketua
    Tanfidiyah NU Wilayah Jawa Timur periode 19886-1992. Sebelum habis
    masa kepengurusan Tanfidiyah NU wilayah Jawa Timur tersebut, beliau
    ditarik ke pusat menjadi salah satu Ketua Tanfidiyah Pengurus Besar (PB) NU
    periode 1990-1994 hasil Muktamar NU ke 28 yang berlangsung di Pondok
    Pesantren Al-Munawir Yogyakarta, sebagai ketua IV (Bidang Urusan Luar
    Negeri). Sejak tahun 1994 sampai sekarang beliau aktif di salah satu ketua
    Rois Syuriah PBNU sampai 2009, sebagai Syuriah urusan pengembangan
    sumber daya manusia.
    Masa lajang beliau diakhiri sejak beliau menjadi menantu KH. Masykur
    (mantan Menteri Agama Kabinet Amir Syatifuddin dan Kabinet Ali Sastro
    Amijoyo dan Mantan ketua DPR-MPR Kabinet Pembangunan III). Tholhah
    Hasan mulai saat itu didampingi Istri bernama Hj. Solichah Noor (anak angkat
    KH. Masykur yang sebetulnya masih keponakannya sendiri).
    Sampai sekarang beliau telah dikaruniai 3 orang anak, masing-masing
    adalah Dr. Hj. Fathin Furaida Alumni Fakultas Kedokteran Universitas
    YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam Jakarta). Ir. Nadya Nafis Alumni
    Fakultas Peternakan/ Jurusan Produksi Ternak Institut Pertanian Bogor (IPB),
    dan Ir. Mohammad Hilal Fahmi Alumni Fakultas Teknik Jurusan Teknik
    Mesin Universitas Islam Malang (UNISMA).
    Pada masa mudanya Tholhah Hasan pernah menjabat sebagai anggota
    Badan Pemerintahan Harian Pemerintah Daerah (BPH-PEMDA) Kabupaten
    Malang selama kurang lebih 9 tahun. Dalam karier politik beliau juga pernah
    menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
    Kabupaten Malang, Menteri Agama Republik Indonesia pada era Presiden
    Abdurrahman Wahid.
    B. Background Pendidikan Muhammad Tholhah Hasan
    B.1. Pendidikan Umum
    Tholhah Hasan memperoleh pendidikan tingkat dasar pada Sekolah
    Rakyat (SR) pada pagi hari di Brondong Kabupaten Lamongan, beliau
    sekolah di SR selama 6 tahun mulai 1943 sampai dengan 1949, dan
    sorenya studi di Madrasah Ibtidaiyah di Sedayu Lawas Lamongan.
    Setelah menamatkan pendidikan dasar beliau tidak langsung meneruskan
    pendidikan umumnya ke jenjang di atasnya, akan tetapi terlebih dulu
    menggali ilmu agama di beberapa pondok pesantren. Baru pada tahun
    1951 beliau meneruskan ke jenjang pendidikan menengah tingkat pertama
    pada madrasah Tsanawiyah (MTS) Salafiyah Syafi’iah di pondok
    pesantren Tebuireng Jombang. Pendidikan ini dijalaninya selama 3 tahun,
    sejak 1951 sampai 1953. Pendidikan menengah tingkat atas ditekuninya
    pada madrasah Aliyah (MA) Salafiyah Syafi’iah pondok pesantren
    Tebuireng Jombang, selama 3 tahun sejak 1954 sampai 1956.
    Setelah pindah ke Malang, beliau menekuni pendidikan umum pada
    jenjang Perguruan Tinggi. Jenjang Sarjana Muda beliau dapatkan pada
    jurusan ilmu pemerintahan pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    (FISIPOL) Universitas Merdeka Malang. Jenjang ini ditekuninya selama
    3 tahun mulai 1963 dan selesai pada 1966. Pada 1974 beliau mengambil
    progam sarjana jurusan Ketatanegaraan Fakultas Ketatanegaraan dan
    Ketataniagaan (FKK) sekarang berubah namanya menjadi Fakultas Ilmu
    Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya malang, hingga memperoleh
    derajat kesarjanaannya pada 1973.
    Uniknya, bila dilihat dari rentetan pendidikan formal yang pernah
    beliau tekuni, yakni pada bidang sosial politik, namun beliau begitu
    concern untuk mengkaji dan berbicara tentang Pendidikan
    Islamkhususnya, dan islamic Studies pada umumnya sehingga dapat
    mengantarkan beliau memperoleh gelar Doctor Honoris Causa dari
    Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 april 2005 dengan
    orasi ilmiahnya yang berjudul Pendidikan Islam Sebagai Upaya Sadar
    Penyelamatan dan Pengembangan Fitrah Manusia.

    B.2. Pendidikan Agama

    Tholhah Hasan bila dilihat dari sejarah hidupnya adalah sosok orang
    yang cerdas dan gemar membaca dan mempelajari ilmu pengetahuan baik
    umum maupun agama. Pada saat bersamaan dengan sekolah umum dan
    pada saat di sela-sela sekolah jenjang satu dengan yang lain, sebagian
    besar waktunya dihabiskan untuk mempelajari pengetahuan agama di
    berbagai pondok pesantren. Pengalaman belajar di pesantren inilah yang
    paling dominan dalam membentuk pola pikir dan dasar-dasar keilmuan
    yang beliau muliki.
    Beberapa pesantren, guru dan ilmu-ilmu yang dipelajarinya antara
    lain, di pesantren Keranji dibawah asuhan Kyai Mustofa yang sekarang
    bernama pesantren tarbiyatul Waton. Beliau mengaji Al-Qur’an dan
    kitab-kitab dasar, antara lain Kitab Jurumiahy, Hadits Arba’in Nawawi
    dan Taqrib. Sewaktu beliau mondok di pesantren Bahrul Ulum Tambak
    48 Ahmadi Sofyan dan Fauzi (ed). op.cit., hlm. 10-12
    Beras Jombang, saat itu di asuh Kyai Abdul Fatah, beliau hanya sempat
    mangaji kitab Fathul Mu’in dan kitab-kitab lainnya tetapi tidak sempat
    khatam, karena beliau hanya sempat belajar selama 6 bulan saja.
    Kemudian beliau pindah ke pondok pesantren Tebuireng Jombang, di
    pondok pesantren ini Tholhah (sapaan akrabnya) mengaji kepada
    beberapa Kyai antara lain Kyai Adlan Ali, Kyai Baidlowi, Kyai Mahfud,
    Kyai Anwar, Kyai Samsuri Badawi, Kyai Samsun, dan Kyai Idris. Beliau
    sempat mempelajari beberapa kitab, antara lain Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir
    Chozin, Tafsir Jalalain, Tafsir Fatkhul Wahab dan Fiqh Kifayatul Ahyar.
    Kitab-kitab lainnya yang merupakan Ilmu Nahwu, Sorof, Ushul Fiqih,
    Ilmu Hisab dan Ilmu Mantiq. Lebih spesifik lagi, beliau banyak
    mendalami secara khusus, yakni Tafsir dan Hadits di bawah bimbingan
    KH. Idris dan KH. Adlan Ali (Al-Maghfurlah) sejak 1951 hingga 1956 di
    Pesantren Tebuireng Jombang.
    Tholhah Hasan juga pernah mondok posoan di pesantren Al-Hidayah
    Lasem Pati Jawa Tengah, pada waktu itu diasuh oleh Kyai Ma’sum.
    Kitab-kitab yang yang dipelajari antara lain Tajridu as-Sharih, Riyadu as-
    Shalihin, Shahih Bukhori dan Al-Hikam, kemudian beliau juga bertahun-
    tahun berada di pondok pesantren Miftakhul Ulum Bungkuk Singosari
    Malang, tetapi statusnya di pesantren ini bukan sebagai santri melainkan
    sebagai pengajar.

    www.ucapantahunbaru.blogspot.com
  • DAFTAR SEKARANG

    Pendaftaran Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Itqon Patebon, Kendal Tahun Pelajaran 2023/2024 Daftar Sekarang, Kuota Terbatas.

    ALAMAT

    Kebonharjo RT 3 RW 2 Patebon Kendal Jawa Tengah

    EMAIL

    spmalitqon@gmail.com
    mak.alitqon@gmail.com

    TELEPON

    0813-1111-9337

    WHATSAPP

    0813-1111-9337