Lelaki muda itu sibuk menata piring piring yang berisi
roti, telur mata sapi, keju, juga segelas susu segar di atas nampan. Semua
sudah lengkap seperti menu futhur (sarapan) yang diinginkan oleh Sang Guru
(Sayyid Muhammad bin Alawi).
Sejak berada di Madinah memang secara khusus dia
ditugaskan untuk itu. Dan seperti biasanya setelah semuanya siap, ia menenteng
nampan itu dengan ringan melewati lorong pendek menuju kamar Sang Guru. Namun,
begitu ia hendak masuk tiba-tiba ia ditarik dari belakang dan diajak mundur
kembali ke dapur oleh kawannya yang lebih senior.
"Ada apa?" katanya heran.
Tapi kawannya itu tidak lekas menjawab, hingga
terdengar sendiri olehnya samar-samar suara tangis Sang Guru dari dalam kamar.
Ia merasa cemas, takut akan sesuatu yang buruk tengah menimpa Sang Guru, dan
bahkan ia takut untuk menengok dan bertanya apa yang terjadi, maka ia putuskan
untuk menunggu.
Tak lama kemudian terdengar suara parau dari dalam
kamar, "Aulaaaad, fieen futhur?" (anak-anak, mana sarapannya?).
Tergopoh-gopoh lelaki itu dan juga kawan seniornya
memenuhi panggilan. Setelah menghidangkan aneka makanan itu kemudian mereka
duduk bersimpuh sembari menundukkan kepala di dekat Sang Guru.
Barangkali karna
menyadari rasa penasaran kedua muridnya itu, Sang Guru kemudian menegur mereka.
"Tahukah kalian siapa ya menjumpaiku barusan?" mereka berdua menggeleng sopan."Anak-anakku, baru saja aku dijumpai oleh Rasulullah SAW secara langsung."
Sumber: https://www.facebook.com/KumpulanFotoUlamaDanHabaib
https://www.facebook.com/